Monthly Archives: Agustus 2009

Shalat Wahai Para Pemimpin

Muqadimah

Masalah kepemimpinan, merupakan sebuah tema yang tidak pernah sepi dari perbincangan khususnya di Indonesia. Islam sebagai satu-satunya ad-dien yang haq telah memiliki konsep-konsep kepemimpinan yang mulia. Dan masalah kepemimpinan merupakan perkara penting yang sangat diperhatikan oleh Islam. Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan pada banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan, bahkan ada satu surat khusus yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang dasar-dasar dan konsep kepemimpinan yaitu Surat Asy-Syura. Begitu pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah menyebutkan banyak hadits yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan. Dan buku-buku para ulama’ baik yang dulu (tursats) maupun sekarang (mu’ashir) tidak pernah lepas dari tema-tema kepemimpinan, bahkan para fuqaha’ dan ahli hadits menulis satu bab tersendiri dalam kitab-kitab mereka dengan judul “Kitabul Imamah”. Ini menunjukkan pentingnya masalah kepemimpinan, dan besarnya kedudukannya di dalam Islam. Di antara karya-karya besar para ulama’ Islam berkaitan dengan masalah kepemimpinan, yang terus dikaji oleh para penuntut ilmu baik di Timur maupun di Barat adalah :

a)      Al-Muqaddimah yang ditulis oleh Imam Ibnu Khaldun –rahimahullahu Ta’ala-.

b)      Al-Ahkam As-Sulthaniyyah yang ditulis Imam Abu Ya’la Al-Hanbali –rahimahullahu Ta’ala-.

c)      Kitab Al-Ahkam As-Sulthaniyyah wal Wilayat Ad-Diniyyah yang ditulis oleh Imam Al-Mawardi –rahimahullahu Ta’ala-.

d)     As-Siyasah Asy-Syar’iyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullahu Ta’ala-

Dan masih banyak sederet kitab-kitab lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini.

Kemudian, di antara perkara penting yang sangat diperhatikan oleh Islam berkaitan dengan masalah kepemimpinan adalah perkara shalat. Hari ini banyak kaum muslimin yang jahil terhadap perkara ini. Mereka mengangkat para pemimpin-pemimpin yang banyak harta dan kekayaannya padahal mereka adalah orang-orang yang tidak shalat, bahkan tidak sedikit kaum muslimin yang telah diberi amanah oleh Allah untuk menjadi pemimpin mereka meninggalkan shalat, meremehkan waktunya, dan tidak perhatian terhadapnya. Dan tidak jarang, ada di antara mereka yang melarang anak-anak, para pemuda dan masyarakat mereka untuk menjauhi masjid, meninggalkan masjid, dan tidak berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan masjid yang salah satunya adalah shalat jama’ah, karena issu terorisme dan fundamentalisme. Maka tidak sedikit para intel (jasus) yang harus mengubah penampilan mereka, dengan berjenggot, berjubah, bercelana tidak itsbal, kemana-mana membawa Al-Qur’an, dalam rangka memata-matai kaum muslimin dan kegiatan-kegiatan mereka. Bahkan buku-buku yang dibaca dan dipelajari oleh kaum muslimin, serta kitab-kitab pegangan taklim pun tidak lepas dari intaian mata-mata (beracun) mereka. Sebagai penggantinya mereka membangun pusat-pusat perbelanjaan, pusat-pusat hiburan, pusat-pusat olah raga, dan pusat-pusat pertemuan lainnya, untuk menjauhkan kaum muslimin dari masjid-masjid mereka dan mendekatkan mereka kepada kemaksiatan dan kehinaan, wal’iyadzu billah. Baca lebih lanjut