Monthly Archives: Agustus 2008

AYAT-AYAT SETAN TALMUD (KITAB SUCI ZIONISME)

1.      Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.

2.      Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.

3.      Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin.

4.      Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih dari pada babi yang sakit.

5.      Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi.

6.      Di mana saja mereka (orang-orang Yahudi) datang, mereka akan menjadi pangeran raja-raja.

7.      Terhadap seorang non-Yahudi tidak menjadikan orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan Yahudi lainnya, yaitu istri seorang Yahudi. Istri non-Yahudi tidak termasuk.

8.      Tidak ada istri bagi non-Yahudi, mereka sesungguhnya bukan istrinya.

9.      Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi.

10.  Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya.

11.  Tetaplah terus berjual beli dengan orang-orang non-Yahudi, jika mereka harus membayar uang untuk itu.

12.  Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya.

13.  Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan dan kebinasaan.

14.  Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya.

15.  Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.

16.  Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi.

17.  Ketika Messiah (Al-Masih Dajjal) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang Yahudi.

Lantas masih percayakah kita kepada Yahudi?? Tidakkah kita berprasangka buruk kepada mereka??

Sumber : EraMuslim Digest, Islamic Thematic Handbook (GENESIS OF ZIONISM), Edisi Koleksi 6, hal. 74-77).

 

Hikmah: Kuku, Gigi, dan Cinta Seorang Perempuan

eramuslim – “Cinta laki-laki seumpama gunung. Ia besar tapi konstan dan (sayangnya) rentan, sewaktu-waktu ia bisa saja meletus memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya. Cinta perempuan seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus bertambah. Jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi.”

Perumpamaan di atas terilhami melalui sebuah dialog dalam adegan film “Bulan Tertusuk Ilalang” karya Garin Nugroho. Betapa menakjubkan. Dan kalimat itu mengingatkan saya pada kenangan tentang sahabat saya dan mamanya ketika masa-masa SMP-SMU dulu.

Kala itu, nyaris setiap hari saya main ke rumahnya yang jauh di selatan kota. Saya tahu dia anak orang kaya. Papanya, pimpinan sebuah instansi pemerintah terkemuka di kota saya dan mamanya adalah ibu rumah tangga biasa. Saya tak heran mendapati barang-barang bagus dan bermerk di rumahnya yang masih dalam tahap renovasi. Sofa yang empuk, televisi yang besar. Saya hanya bisa berdecak kagum sekaligus iri.

Tapi, lama-lama saya menyadari bahwa isi rumah itu makin kosong dari hari ke hari. Perabotan yang satu per satu lenyap dan televisi yang ‘mengkerut’ dari 29 inchi ke 14 inchi. Perubahan paling mencolok adalah wajah mama sahabat saya. Suatu saat ketika ia berbicara, tak sengaja saya dapati suatu kenyataan bahwa mama sahabat saya itu kini ompong! Kira-kira 2-3 gigi depannya hilang entah kemana.

Saya tak berani –lebih tepatnya tak tega – untuk bertanya. Saya juga tak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan sendiri. Yang jelas, sebuah suara, jauh di lubuk hati saya bergema : “Sesuatu yang buruk telah terjadi di rumah itu!”

Benarlah, tanpa diminta akhirnya sahabat saya datang berkunjung ke rumah saya. Setengah berbisik, ia bercerita bahwa papanya selingkuh dengan perempuan lain dan karenanya, nyaris tak pernah pulang ke rumah. Dan ini bukan main-main, perempuan itu hamil dan menuntut pertanggung jawaban papanya.

Dengan emosi ia bercerita bahwa papanya mengajaknya ke rumah perempuan itu dan meminta sahabat saya untuk memanggilnya dengan sebutan “Mama”. Sebuah permintaan menyakitkan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh sahabat saya. “Mamaku cuma satu” tangkisnya tegar saat itu. Dan misteri tentang gigi mamanya yang tiba-tiba ompong, barang-barang mewah dan perabot yang satu per satu menghilang dari rumahnya pun terkuak sudah. Semuanya adalah akibat ulah papanya jua.


Dan setengah frustasi ia mengadu pada saya bahwa ia harus menanggung semua beban berat itu sendirian karena kakak satu-satunya yang kuliah di luar kota tak peduli dan tak mau memikirkan masalah itu. Mamanya pun –yang lemah lembut— tak bisa berbuat banyak dengan kelakuan suaminya. Ia cuma bisa pasrah, gigi yang ompong itu buktinya. Dan saya? Hanya doa dan motivasi yang bisa saya berikan agar sahabat saya itu tabah dan tak putus berdoa.

Toh sekarang, setelah lama peristiwa itu berlalu, doa sahabat saya pun dijawab oleh Tuhan. Ketika itu menjelang kelulusan SMU, ia bercerita pada saya bahwa papanya sudah ‘sembuh’, bertobat, dan kembali ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Nasib the other women itu entah bagaimana. Sampai di sini persoalan beres. Dan saya takjub mendengarnya, senang sekaligus heran.

Bagaimana mungkin masalah pelik ini bisa selesai semudah itu? Nurani keadilan saya berontak. Saya tak habis pikir, betapa mudahnya mama sahabat saya itu memaafkan dan menerima kembali suaminya setelah semua yang dilakukannya. Lelaki itu tak cuma berkhianat, tapi juga menyakiti fisiknya, merontokkan gigi-gigi depannya, tak menafkahi anak-anaknya dan nyaris mengosongkan isi rumahnya. Dan ia memaafkannya begitu saja. Sebuah kenyataan yang ternyata banyak juga saya temui di masyarakat kita. Perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan dengan mudah, hanya dengan kata maaf. Mungkin inilah yang disebut orang sebagai “CINTA”!

Papa sahabat saya adalah laki-laki dengan cinta sebesar gunung, dan ketika ia meletus, laharnya meluap kemana-mana, menghanguskan apa saja, melukai fisik dan terutama hati dan jiwa istri dan anak-anaknya.

Mama sahabat saya adalah perempuan dengan cinta sebesar kuku. Memang cuma seujung jari, tapi cinta itu terus tumbuh, tak peduli jika kuku itu dipotong, bahkan jika jari itu cantengan dan sang kuku terpaksa harus dicabut, meski sakitnya tak terkira, kuku itu akan tetap tumbuh dan tumbuh lagi.


Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang saya yakin tak cuma dimiliki oleh mama sahabat saya itu. Cinta yang terwujud dalam sebuah tindakan agung : “Memaafkan”. Sebuah tindakan yang butuh kekuatan besar, butuh energi banyak, yang anehnya banyak dimiliki oleh makhluk (yang katanya) lemah bernama perempuan.

Tahukah Anda Siapa Pelaku Inchest Pertama di Dunia ini?

Beberapa waktu yang lalu kita dikagetkan dengan terjadinya hubungan inchest antara seorang ibu dengan anak kandungnya di Jambi, yang menyebabkan si ibu hamil dari hubungan cinta terlarang tersebut.

Lantas tahukah Anda siapa pelaku Inchest Pertama di dunia ini? Dan siapakah pembuat Sunnah Keji dan Tercela ini pertama kali di alam semesta ini?

Dialah KING OF NAMRUDZ. Namrudz (2275 SM – 1943 SM) sering pula disebut Nimrodz, yang memiliki gelar The Mighty Hunter karena keahliannya memburu. Selain itu,Namrudz juga digelari Dewa Bacchus dan juga Dewa Matahari. Pada zamannya, Namrudz merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan mengaku Tuhan. Namrudz sendiri merupakan kata jama’ yang memiliki arti “Mari Memberontak.”

Namanya tercatat dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an.

Namrudz merupakan anak dari Kushyi (Kush), cucu Nuh Alaihissalam. Ibunya bernama Semiramis, seorang wanita cantik yang di usia remaja telah dinikahkan. Namrudz dilahirkan tanpa ayah yang meninggal dunia beberapa bulan sebelum kelahirannya. Kepada Namrudz kecil, Semiramis (ibu kandungnya) bercerita bahwa dirinya adalah perawan yang belum disentuh oleh lelaki manapun. Sebab itu, kata Semiramis, Namrudz adalah putera tuhan yang suci.

Namrudz tumbuh menjadi seorang pemuda yang cakap dan ganteng. Banyak wanita yang tergila-gila kepadanya. Bahkan ibunya, Semiramis, pun tertarik dan terjadilah Inchest Pertama di alam semesta ini dan dalam sejarah manusia.

Dalam mitologi Roma Kuno, Namrudz disebut sebagai Dewa Cupid (Dewa Cinta) dan Semiramis sebagai Dewi Venus (Dewi Cinta).

Kalau dah begini apa kata dunia?

Sumber : EraMuslim Digest (Islamic Thematik Handbook), Edisi Koleksi 6 : GENESIS OF ZIONISM, hal : 46-49.

InI BaRu GiLa BeNeRaN !

BALIKPAPAN – Gila. Populasi orang gila di kota Balikpapan meningkat signifikan sekira dua kali lipat dari tahun 2007.

Hal ini terungkap dari rilis data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan dalam acara cofee morning di Kantor Walikota Balikpapan, Senin (4/8/2008).

“Tahun lalu jumlah orang gila yang didata DKK ada 24 orang. Namun, tahun ini jumlahnya meningkat dua kali lipat,” ujar Kepala Humas Pemkot Balikpapan Doorjte Marpaung di Balikpapan.

Marpaung menengarai, faktor tekanan ekonomi menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah orang gila di Balikpapan.

Akibatnya kejadian ini, terjadi kelebihan kuota di RS Jiwa Samarinda yang dijadikan tempat rehabilitasi oleh Pemkot Balikpapan. Sehingga Pemerintah Balikpapan menghimbau warganya untuk turut membantu program penanganan orang gila.

“Tahun lalu setiap bulan rata-rata dua orang yang kita rehabilitasi ke RS jiwa. Namun sekarang setiap bulan bisa empat hingga lima orang,” ujarnya.

Belanja Rokok Orang Indonesia Rp 50,48 T per Tahun: Sungguh Pantas Kalau Rokok Haram Hukumnya

Hasil simulasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI) menyatakan bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga perokok per bulan untuk membeli rokok tahun 2005 adalah Rp 113.089. Jumlah rumah tangga yang memiliki pengeluaran rokok adalah 37.460.582, sehingga pengeluaran untuk membeli rokok secara nasional tahun 2005 mencapai 37.460.582×113. 089×12 = Rp 50.48 triliun. Hal ini berarti bila dilakukan hitung-hitungan jumlah BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diberikan untuk kelaurga miskin masih dibawah dari keperluan konsumsi membeli rokok. Rata-rata belanja rumah tangga miskin untuk rokok sebesar 12,43 persen dari total pengeluaran atau setara dengan 15 kali untuk membeli daging, 8 kali untuk pengeluaran pendidikan, 6 kali untuk kesehatan. Pengeluaran perokok miskin untuk rokok 12,6 persen lebih tinggi dibandingkan rumah tangga perokok kaya yang hanya 8,3 persen.

Ditinjau dari sudut apapun rokok lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaat. Memang di satu sisi industri rokok bukan saja tambang pendapatan pemerintah menggiurkan, tapi juga menyerap jutaan tenaga kerja, mulai karyawan, distributor, agen/sales bahkan petani cengkih dan tembakau. Bahkan industri rokok mampu menjadi penyandang dana kegiatan yang semestinya antirokok seperti even olahraga, pentas kreativitas siswa, dan beasiswa. Dan dari rokok terlahirkan orang-orang terkaya di Indonesia dan Asia. Misalnya Budi Hartono (pemilik Djarum) sebagai orang terkaya kedua di Indonesia setelah Aburizal Bakrie. Lainnya, Putera Sampoerna (Sampoerna Capital) di urutan kelima dan disusul (Alm) Rachman Halim (Gudang Garam) posisi enam sebagai orang terkaya Indonesia. Namun kalau melihat dampaknya terhadap kehidupan masyarakat miskin yang bodoh, yang membelanjakan hasil jerih payahnya untuk membeli rokok, bukan untuk belanja keperluan yang lebih bermanfaat, pemerintah seharusnya tidak bersifat ambivalent, mendua, alias tidak puguh.

Kalau pemerintah tidak pasti, bagaimana peran ulama. Kapankah ulama akan bersepakat bahwa rokok itu haram?