Prolog
Kekejaman Yahudi Zionist kembali dipertontonkan oleh Israel kepada dunia. Tanpa belas kasihan mereka memborbardir kaum muslimin Gaza, siang dan malam, dari daratan, lautan, dan udara. Lebih seribu orang yang meninggal dunia, termasuk wanita dan anak-anak, ribuan luka-luka, kerugian materi tidak usah ditanya. Bagaimana tanggapan dunia? Dunia Arab melempem, padahal kekuatan dunia Arab jauh lebih besar dibandingkan Israel yang tidak punya apa-apa. Tetapi seakan-akan tidak berdaya. Lantas ada apa dengan Israel? Benarkah mereka sangat kuat? Atau hanya mitos belaka.
Sejarah Pendudukan Yahudi di Palestina
Sebelumnya mereka adalah bangsa yang terlunta-lunta tanpa tempat tinggal. Tak satu pun bangsa lain di dunia ini yang rela ditumpangi karena khawatir prilaku licik mereka yang selalu kelewatan. Kelicikan ini didukung pula oleh kecerdasannya yang konon memang lumayan. Akibat tersohornya kelicikan ini sampai-sampai bangsa Jerman sempat berhasrat untuk melenyapkan mereka dari muka bumi.
Yahudi. Ya merekalah si Yahudi itu.
Lalu entah darimana tiba-tiba mereka teringat dengan [konon] tanah para leluhurnya yang dulu-dulu sekali itu (yaitu daerah palestina plus sekitarnya sekarang). Opininya adalah tanah itu merupakan tanah nenek moyang yang mereka akui dari keturunan Nabi Musa ‘Alaihissalam dulu. Duh, padahal kita tahu ajaran Nabi Musa sendiri mereka khianati.
Lalu dirancanglah skenario itu.
Dengan dibantu oleh bangsa-bangsa lain yang ketakutan tanahnya sendiri direbut oleh si Yahudi ini maka strategi licik itu dimulai. Mulanya sempat tanah yang ditentukan itu adalah dataran Brazil sekarang, Argentina dan Uganda dan sampai akhirnya mereka memutuskan daerah Palestina saja. Apalagi mereka bisa menggunakan alasan historis dan kitab suci untuk merebut daerah Palestina plus-plus tersebut.
Penguasa di Palestina saat itu pada mulanya sangat kuat dan konsisten dalam mempertahankan tanahnya sendiri. Jangankan di jual sejengkal, untuk ditumpangi sekejap saja pun tidak digubris setiap si Yahudi atau calo-calonya mencoba mencari simpati di awal skenario tadi.
Tapi apa akhirnya …
Yah begitulah… mereka memang licik bersama dengan kecerdikannya.
Sebagian dari bangsa palestina dan arab lain pada waktu itu ada juga yang lengah, apalagi saat kolonial Inggris berhasil menjajah. Pada mulanya istilah numpang. “Bolehkah kami numpang di daerahmu ini sebentaa…aar aja, masalahnya kami dimana-mana diusir dan dipencilkan oleh bangsa lain, apa kalian tidak kasihan dengan kami ?” Katakanlah pada mulanya mereka diberi tumpangan atas dasar belas kasihan. Lama kelamaan mereka bisa membeli, di waktu berikutnya merebut, dan sekarang mereka merasa memiliki. “Ini tanah kami lho“, katanya. “Tuhan memang menghadiahkannya untuk kami“.
Lalu pelan-pelan mereka terus mengatur siasat untuk dapat mengusir sang tuan rumah dari tanahnya sendiri.
Sedari dahulu bangsa Yahudi ini memang begitu. Mereka seperti ditakdirkan untuk menjadi ujian bagi manusia lain di kehidupan ini. Mereka berkali-kali mencoba membunuh para Rasul Allah (seperti kasus Nabi Isa ‘Alahissalam), mengobrak-abrik ajaran para utusan-Nya itu dan selalu menindas manusia lain saat diberi kekuasaan (kekuatan) sedikit saja.
Begitulah seperti halnya yang kita saksikan akhir-akhir ini.
Allah seperti memberi kesempatan pada kita untuk menyaksikan dan membuktikan akan kebejatan mereka setelah ada sebagian dari saudara-saudara kita yang tertipu. Tertipu dengan alasan-alasan kemanusiaannya (humanisme), tertipu dengan alasan kesamaannya (pluralisme) dan tertipu dengan logika pemaksaan pembenaran (apologis) yang dirancangnya.
Sebagian memang ada bangsa Yahudi ini yang baik, yang tersadar dari fitrahnya, seperti halnya di zaman Rasulullah terdapat sejumlah yahudi yang menjadi muslim.
Tapi Yahudi-Israel yang kita saksikan saat ini benar-benar telah membukakan mata kita sendiri bahwa mereka memang musuh kita yang benar-benar nyata. Baca lebih lanjut →