Tanggal 9 Nopember 2008 Bangsa Indonesia akan menjadi saksi kelak di hari kiamat, bahwa pada hari ini 3 orang mujahidin Islam (insya Allah) telah dieksekusi. Kepada kaum muslimin kita mengucapkan selamat kepada keluarga-keluarga yang mereka tinggalkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka bertiga syahid di sisi-Nya.
Dan kepada tentara-tantara kuffar dari kalangan Ahlul Kitab dan Musyrikin, dan orang-orang munafik, saksikanlah bahwa kami kaum muslimin satu jengkal pun kami tidak akan mundur dari jalan jihad dan dakwah, hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya Rabb yang disembah di muka bumi ini.
Ustadz Imam Samudera –rahimahullahu Ta’ala-
Serang, Banten (arrahmah.com) – Hari ini telah dijemput para bidadari para kafilah syuhada, Mujahid Imam Samudera, Mujahid  Amrozi dan Mujahid Ali Ghufron. Mereka semua telah menunjukkan pada umat ini bagaimana sikap mujahid sejati yang tetap  istiqomah.
Sejak kedatangan jenazah Mujahid Imam Samudera yang diterima dirumah istri beliau Zakiah Derajat, keluarga besar tampak tabah  dan meyakini akan syahidnya As Syahid Imam Samudera.
Wajah as syahid Imam Samudera yang sempat dibuka keluarga tampak putih segar, tersenyum dan berpaling kekanan sebagaimana  ekspresi raut kebahagiaan dan kepuasan bertemu dengan Sang Khalik. As Syahid Imam Samudera membawa luka yang akan menjadi  bukti di hadapan Allah untuk menjadi salah satu pengikut rombongan kafilah syuhada.
Setelah disholatkan keluarga, jenazah dibawa menuju masjid Al Manar Serang Banten diiringi ribuan masyarakat pada kanan  kirinya jalan. Sholat jenazah diikuti  ribuan umat muslim sehngga memerlukan 3 kali kesempatan sholat jenazah.
Walaupun dengan penjagaan yang sangat ketat dari aparat, hal ini tidak menyurutkan ribuan kaum muslimin mengiringi as syahid  Imam Samudera untuk mengantarkan ke kuburnya. Gema takbir terus membahana mengiringi As Syahid Imam Samudera menjemput  bidadari.
Sungguh,As Syahid memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para mujahid bagaimana wujud Iskariman au  mut syahidan  (Hidup Mulia, Atau Mati Syahid).(Prince of jihad/arrahmah.com)
Ustadz Amrozi dan Ali Ghufran –rahimahumallahu Ta’ala-
LAMONGAN (Arrahmah.com) – Suasana haru menghiasi kediaman orang tua kedua mujahid yang Insya Allah telah syahid, Amrozi dan Ali Ghufron di Tenggulun. Ditambah dengan datangnya tiga burung hitam yang berputar-putar di atas rumah.
Lebih dari tujuh menit burung tersebut berputar-putar, seakan memberikan persaksian bahwa mereka adalah para syuhada. Istri dari Ali Ghufron, Ustdzh. Paridah Abbas menambahkan, dia melihat langit membentuk kalimat Allah saat ketiga burung tersebut datang.
Sejak semalam, sekitar pukul 22.20 lapangan yang direncanakan menjadi helipad untuk helikopter pembawa jenazah kedua syuhada (Insya Allah), Amrozi dan Ali-Ghufron, dijaga ketat oleh puluhan polisi.
Tepat pukul 23.53, ketiga mujahid akhirnya syahid (Insya Allah) di tangan toghut la’natullah. Begitulah pesan yang diterima redaksi Arrahmah.com langsung dari Ust. Ali Fauzi. Saat helikopter hendak mendarat, di kediaman ibu dari kedua mujahid (Amrozi dan Ali Ghufron) telah mengadakan prosesi persiapan penyambutan jenazah. Pintu-pintu rumah selain akses depan di tutup rapat. Wartawan tidak diperbolehkan masuk kecuali dua orang keluarga yang boleh menggunakan kamera.
Di dalam rumah, kakak tertua, Ust. Khozin memberikan nasehat. Sesuai dengan wasiat kedua mujahidin, tidak boleh ada yang menjerit, melakukan nihayah, boleh menangis tetapi tidak meraung-raung atau sampai tersedu.
Koresponden Arrahmah yang berada di Tenggulun mengatakan, dia berada di shaf terdepan saat menyalatkan jenazah berjamaah dengan istri-istri kedua mujahid. Bau harum semerbak bertebaran dalam ruangan. Kedua mujahid terlihat tersenyum dan wajahnya bersih, sangat bersih, serta jauh lebih tampan. Allahu Akbar! (Hanin Mazaya/Arrahmah.com).