Tag Archives: polisi

Akhirnya Kau Mengakui Juga Wahai Bush, Bertaubatlah!

bush_monkey1(Arrahmah.com) – Presiden AS George W. Bush untuk pertama kalinya, mengakui bahwa tidak ada senjata pemusnah massal di Irak. Bush juga mengakui bahwa hal yang paling membuatnya menyesal selama menjabat presiden AS adalah tuduhannya bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal yang berujung pada invasi AS ke Negeri 1001 Malam itu.

Meski demikian Bush tetap menyalahkan agen-agen intelijennya, yang menurutnya telah salah membuat kesimpulan tentang Irak. “Banyak orang yang telah mempertaruhkan reputasinya dalam masalah ini dan mengatakan bahwa senjata pemusnah massal adalah alasan untuk menyingkirkan Saddam Hussein,” kata Bush dalam wawancara dengan ABC News.

Tapi ketika ditanya apakah Bush akan tetap melakukan invasi ke Irak meski intelijennya melaporkan Saddam tidak memiliki senjata pemusnah massal, Bush berkilah dengan jawaban,”Anda tahu, ini adalah pertanyaan menarik. Saya tidak bisa melakukan sesuatu dari awal lagi, apa yang tidak bisa saya lakukan. Sulit bagi saya untuk berspekulasi.”

Bush mengaku tidak siap berperang ketika ia kembali menjabat sebagai presiden AS. “Saya pikir, saya tidak siap berperang. Dengan kata lain, saat kampanye saya tidak mengatakan ‘pilihlah saya, saya bisa mengatasi serangan-serangan’. Saya tidak mengantisipasi jika harus berperang,” ujar Bush.

Bush juga menyatakan penyesalannya atas krisis ekonomi dan banyaknya pemutusan hubungan kerja yang terjadi di AS.

Pengakuan Bush bahwa agen-agen intelijennya telah salah membuat kesimpulan tentang senjata pemusnah massal di Irak, sudah cukup menjadi bukti bahwa Bush telah melakukan pelanggaran kemanusiaan berat di Irak.

Karena akibat invasi AS di Irak, ratusan ribu rakyat Irak menjadi korban dan Negeri 1001 Malam itu jadi carut marut oleh berbagai aksi kekerasan dan pertikaian sektarian. AS bukan hanya harus menarik seluruh tentaranya dari Irak, tapi Bush juga harus dimintai pertanggung jawabannya atas pelanggaran HAM berat, jika perlu di hadapan mahkaman internasional. (Hanin Mazaya/prtv/eramuslim)

Polisi Juga Takut Mati?

361px-police_man_gansonsvg(Arrahmah.com) – Ismail Khan, adalah salah satu dari ratusan polisi Pakistan di lembah Swat yang baru-baru ini mengundurkan diri setelah menerima ancaman dari pejuang Taliban.

“Sekitar 400 polisi termasuk diriku telah keluar dari pos kami,” ujar Khan, 42, salah satu Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat.

Mujahidin pro-Taliban Tehrik Nifaz Muhammadi mengeluarkan satu peringatan untuk polisi-polisi lokal agar meninggalkan pos-pos mereka.

“Kami tidak ingin berperang melawan polisi-polisi loka, karena kalian adalah saudara kami,” salah satu hal yang disebarkan melalui pamphlet oleh Tehrik.

“Oleh karena itu, lebih baik keluar dari pekerjaan itu atau bersiap-siap untuk mendapatkan konsekuensi-konsekuensi mengerikan.”

Pamflet tersebut berisi nasehat untuk para polisi lokal dan mengatakan agar mengiklankan nama-nama mereka dalam surat kabar lokal jika mereka telah benar-benar berhenti dari pekerjaan tersebut.

Khan, dan ratusan polisi lainnya, awalnya menantang ancaman Taliban tersebut.  Tetapi Taliban tidak main-main dengan apa yang mereka katakana.  Konvoi-konvoi tentara dan polisi selalu menjadi sasaran empuk bom ranjau yang di buat Taliban, Karena itulah Khan akhirnya berubah pikiran.

“Kami merundingkan hal ini, dan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti demi keamanan hidup kami,” ujar Khan.

Mereka telah menerbitkan satu iklan di surat kabar lokal yang memberitahu Taliban bahwa mereka telah keluar dari pekerjaan mereka.

Khan, Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat, tidak memiliki pilihan lain dan tetap mematuhi permintaan Taliban.

“Angkatan perang asing, meninggalkan tempat-tempat yang tidak aman dan membiarkan kami (polisi lokal) menjadi sasaran empuk di sana,” jelas Khan.

Sedikitnya 102 polisi lokal telah tewas dalam kurun waktu 10 bulan di wilayah Lembah Swat.

“Tadinya aku ingin bertahan karena para petinggi menawari kenaikan pangkat.  Tetapi, bagaimanapun, pangkat dan insentif tidak lebih berharga disbanding hidup,” lanjut Khan. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)

“Mereka” Akan Bahagia Sesaat

Aceh Raya_Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mengambil ruh hamba-Nya dengan cara yang terbaik menurut-Nya, walaupun jutaan mata manusia menganggapnya tidak baik dan mati dalam kehinaan.

Ketahuilah wahai kaum muslimin, sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga detik ini, siapa pun mereka yang menganiaya kaum muslimin, menodai kehormatannya, kelak mereka akan menemui nasib yang sama.

  1. Kamal At-Taturk yang telah meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah, dan membunuh ribuan kaum muslimin, akhirnya harus menghembuskan hidupnya dengan penderitaan yang luar biasa.
  2. Anwar Sadat, yang telah mengeksekusi Imam Sayyid Quthb –rahimahullahu Ta’ala- juga bernasib sama.

Mungkin, kalian bahagia dan senang karena telah mengeksekusinya, tapi ingatlah kebahagiaan kalian hanya sementara untuk beberapa saat saja. Karena, cepat atau lambat, jauh atau dekat, ajal juga pasti menjemput kalian. Kelak kita semua akan bertemu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kelak pada hari kiamat hak-hak (dari pihak yang dizhalimi) akan dikembalikan kepada pemiliknya, hingga kambing yang tidak punya tanduk akan membalas kambing yang bertanduk (yang telah menanduknya). (HR. Muslim) 🙂

Tahni’ah (Ucapan Selamat) bukan Takziyah Kepada Keluarga Ust. Amrozi Cs

Tanggal 9 Nopember 2008 Bangsa Indonesia akan menjadi saksi kelak di hari kiamat, bahwa pada hari ini 3 orang mujahidin Islam (insya Allah) telah dieksekusi. Kepada kaum muslimin kita mengucapkan selamat kepada keluarga-keluarga yang mereka tinggalkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka bertiga syahid di sisi-Nya.

Dan kepada tentara-tantara kuffar dari kalangan Ahlul Kitab dan Musyrikin, dan orang-orang munafik, saksikanlah bahwa kami kaum muslimin satu jengkal pun kami tidak akan mundur dari jalan jihad dan dakwah, hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya Rabb yang disembah di muka bumi ini.

Ustadz Imam Samudera –rahimahullahu Ta’ala-

Serang, Banten (arrahmah.com) – Hari ini telah dijemput para bidadari para kafilah syuhada, Mujahid Imam Samudera, Mujahid  Amrozi dan Mujahid Ali Ghufron. Mereka semua telah menunjukkan pada umat ini bagaimana sikap mujahid sejati yang tetap  istiqomah.

Sejak kedatangan jenazah Mujahid Imam Samudera yang diterima dirumah istri beliau Zakiah Derajat, keluarga besar tampak tabah  dan meyakini akan syahidnya As Syahid Imam Samudera.

Wajah as syahid Imam Samudera yang sempat dibuka keluarga tampak putih segar, tersenyum dan berpaling kekanan sebagaimana  ekspresi raut kebahagiaan dan kepuasan bertemu dengan Sang Khalik. As Syahid Imam Samudera membawa luka yang akan menjadi  bukti di hadapan Allah untuk menjadi salah satu pengikut rombongan kafilah syuhada.

Setelah disholatkan keluarga, jenazah dibawa menuju masjid Al Manar Serang Banten diiringi ribuan masyarakat pada kanan  kirinya jalan. Sholat jenazah diikuti  ribuan umat muslim sehngga memerlukan 3 kali kesempatan sholat jenazah.

Walaupun dengan penjagaan yang sangat ketat dari aparat, hal ini tidak menyurutkan ribuan kaum muslimin mengiringi as syahid  Imam Samudera untuk mengantarkan ke kuburnya. Gema takbir terus membahana mengiringi As Syahid Imam Samudera menjemput  bidadari.

Sungguh,As Syahid memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para mujahid bagaimana wujud Iskariman au  mut syahidan  (Hidup Mulia, Atau Mati Syahid).(Prince of jihad/arrahmah.com)

Ustadz Amrozi dan Ali Ghufran –rahimahumallahu Ta’ala-

LAMONGAN (Arrahmah.com) – Suasana haru menghiasi kediaman orang tua kedua mujahid yang Insya Allah telah syahid, Amrozi dan Ali Ghufron di Tenggulun.  Ditambah dengan datangnya tiga burung hitam yang berputar-putar di atas rumah.

Lebih dari tujuh menit burung tersebut berputar-putar, seakan memberikan persaksian bahwa mereka adalah para syuhada. Istri dari Ali Ghufron, Ustdzh. Paridah Abbas menambahkan, dia melihat langit membentuk kalimat Allah saat ketiga burung tersebut datang.

Sejak semalam, sekitar pukul 22.20 lapangan yang direncanakan menjadi helipad untuk helikopter pembawa jenazah kedua syuhada (Insya Allah), Amrozi dan Ali-Ghufron, dijaga ketat oleh puluhan polisi.

Tepat pukul 23.53, ketiga mujahid akhirnya syahid (Insya Allah) di tangan toghut la’natullah. Begitulah pesan yang diterima redaksi Arrahmah.com langsung dari Ust. Ali Fauzi. Saat helikopter hendak mendarat, di kediaman ibu dari kedua mujahid (Amrozi dan Ali Ghufron) telah mengadakan prosesi persiapan penyambutan jenazah.  Pintu-pintu rumah selain akses depan di tutup rapat.  Wartawan tidak diperbolehkan masuk kecuali dua orang keluarga yang boleh menggunakan kamera.

Di dalam rumah, kakak tertua, Ust. Khozin memberikan nasehat.  Sesuai dengan wasiat kedua mujahidin, tidak boleh ada yang menjerit, melakukan nihayah, boleh menangis tetapi tidak meraung-raung atau sampai tersedu.

Koresponden Arrahmah yang berada di Tenggulun mengatakan, dia berada di shaf terdepan saat menyalatkan jenazah berjamaah dengan istri-istri kedua mujahid.  Bau harum semerbak bertebaran dalam ruangan.  Kedua mujahid terlihat tersenyum dan wajahnya bersih, sangat bersih, serta jauh lebih tampan.  Allahu Akbar! (Hanin Mazaya/Arrahmah.com).