Sebuah kemenangan di hadapan Demokrasi diukur dengan kwantitas, siapapun yang minoritas sekalipun kwalitasnya baik tidak akan pernah menang menurut kacamata dan ideologi Demokrasi. Karenanya, siapapun yang berjuang dengan sistem demokrasi di negara manapun mereka berada tak terkecuali di Indonesia, mereka pasti berjuang mati-matian, menggunakan segala cara dan taktik untuk mendulang dan memenuhi kwantitas tersebut. Dengan kwantitas yang banyak, mereka menakut-nakuti kelompok yang minoritas dan kecil, karena mereka merasa kuat, tangguh, dan berada di atas segalanya.
Inilah taktik dan sistem orang-orang kafir dan munafikin yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an :
“Keadaan kamu Hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti Keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS. At-Taubah : 69) Baca lebih lanjut